Senin, 01 Januari 2018

SATU DUSUN TIGA AGAMA

Buku Satu Dusun Tiga Agama


Pluralisme agama sebagai keniscayaan empiris-sosiologis di Indonesia tidak hanya terdapat dalam skala makro. Di Lamongan misalnya, terdapat satu dusun yang penduduknya memeluk tiga agama. Realitas kehidupan pemeluk tiga agama lahir dari proses sejarah panjang kemudian melahirkan dan mewariskan nilai-nilai yang dipertahankan sampai sekarang. Di tengah konflik keagamaan yang diproduksi dan di reproduksi oleh motif dan kepentingan politik ternyata tidak mempengaruhi kehidupan keagamaan di dusun tersebut. Hal ini didasarkan bahwa setiap tokoh keagamaan ini memahami bahwa berbagai problem kehidupan keagamaan dalam lanskap nasional muncul tidak diakibatkan oleh problem keyakinan teologis, namun akibat faktor politik dan juga ekonomi.



Buku Satu Dusun Tiga Agama: Studi Konstruksi Toleransi Keagamaan di Balun – Lamongan ini Meneliti tentang kehidupan keagamaan di tingkat desa, apalagi dusun, menggambarkan jangkauan atau horizon pemikiran unik baik secara subyektif maupun obyektif. Secara obyektif, keberadaan tiga tempat ibadah dalam satu lokasi sudah menandakan betapa tingkat toleransi tersebut tidak bisa diragukan. Namun secara subyektif, realitas tersebut justru menjadi tantangan tersendiri bagi penulis untuk memahami bagaimana makna toleransi itu difahami oleh setiap tokoh keagamaan di Balun – Lamongan.

Bagaimana konstruksi pemikiran toleransi tokoh atau elit ke- agamaan di Balun – Lamongan? dan bagaimana manifestasinya dalam kehidupan sosial?  Jawabannya akan di kupas tuntas didalam Buku Satu Dusun Tiga Agama: Studi Konstruksi Toleransi Keagamaan di Balun - Lamongan ini.
Testimoni buku satu dusun tiga agama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar