Jumat, 09 Maret 2018

Paradigma komunikasi



         Dokumen Foto.Bibit Penulis Buku                             Srategi public Relations.




PARADIGMA KOMUNIKASI
Komunikasi adalah suatu instrumen atau alat yang penting dalam rangka menggali dan memperoleh informasi yang ada di sekeliling kita.
Komunikasi (etimologi) berasal dari bahasa Inggris, communication dan bahasa latin communis yang berarti sama, memiliki makna yang, atau suatu pengertian bersama, dengan maksud untuk mengubah pikiran, sikap, perilaku, penerimaan, dan melaksanakan apa yang diinginkan oleh komunikator. (Widjaja. 2010:8).
Masih menurut Widjaja, komunikasi dapat berjalan dengan baik jika didukung oleh komponen-komponen fundamental yang menjadi syarat terjalin dan terjadinya komunikasi, yaitu berupa source (sumber), communicator (komunikator), message (pesan), communican (komunikan), effect (efek atau dampak), dan channel (saluran).
Source atau sumber dalam konteks komunikasi merupakan dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan sebagai proses komunikasi. Sumber menjadi penting dalam rangka memperkuat pesan yang disampaikan itu. Ia dapat berupa manusia, lembaga, buku, dan lain sebagainya yang dapat melegitimasi pesan yang dimaksudkan.
Komunikator atau penyampai pesan, merupakan individu ataupun kelompok orang yang bertindak sebagai pengirim pesan kepada komunikan (penerima pesan) dalam proses komunikasi. Dengan kata lain, komunikator adalah pihak yang berinisiatif untuk menjadi sumber (source) dalam sebuah interaksi-komunikasi. Seorang komunikator tidak hanya berperan dalam menyampaikan pesan kepada penerima, tetapi juga memberikan response atau tanggapan, serta menjawab pertanyaan dan masukan yang disampaikan oleh penerima (yang terkena dampak dari proses komunikasi, baik langsung maupun tidak langsung).
Message (pesan) adalah keseluruhan dari segala hal yang dikomunikasikan (disampaikan) oleh komunikator.
Channel atau saluran komunikasi adalah media yang digunakan dalam melakukan komunikasi, panca indra adalah contohnya. Secara umum, channel diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu channel formal dan channel informal.
Komunikan (penerima pesan) sebagai terdampak dalam proses komunikasi diklasifikasikan dalam tiga jenis, yaitu komunikan personal, kelompok, dan massa.
Effect atau dampak sebagai hasil akhir dari suatu proses interaksi-komunikasi dideskripsikan sebagai sikap dan tingkah laku penerima pesan. Dalam hal ini, komunikator jelas mengharapkan effect tertentu atas proses komunikasi, namun komunikan belum tentu akan memahaminya dengan sesuai, maka effect bersifat relatif, sesuai perspektif komunikan dan komunikatornya.
Louis Forsdale mengatakan bahwa komunikasi adalah proses dimana suatu sistem dibentuk, dipelihara, dan diubah dengan menggunakan sinyal, yang beroperasi sesuai aturan-aturan tertentu.

“Communication is the process by which a system is established, maintained, and altered by means of shared signals that operate according the rules.”

Mendukung pernyataan diatas, Wilbur Schramm menyatakan bahwa komunikasi sebagai suatu proses berbagi (sharing process).
Melalui suatu komunikasi, sejatinya kita sedang berusaha untuk menjalin suatu kebersamaan dan kesamaan (commonnes) dengan seseorang (komunikan), yaitu berupaya menumbuhkan suatu pemahaman bersama terhadap sesuatu. Hal-hal yang hendak dibagikan dan dijadikan pemahaman bersama itu dapat berupa berbagai informasi, ide, atau sikap, dan sebagainya.
Dalam konteks ini, sebagai contoh, bahwa melalui tulisan ini saya (sebagai komunikator) tengah berusaha untuk berkomunikasi dengan para pembaca (sebagai komunikan) melalui media berupa buku untuk berbagi sesuatu, menyampaikan ide, mengutarakan pandangan saya bahwa hakikat sebuah komunikasi sejatinya adalah usaha untuk membuat penerima atau pemberi komunikasi memiliki pengertian (pemahaman) yang sama terhadap pesan tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar